Disela-sela melaksanakan tugas pokok bimbingan dan penyuluhan kepada sasaran kelompok binaan dan sasaran lainnya, sejak awal Semester kedua tahun 2024 ini, para Penyuluh Agama Islam (PAI) Kecamatan Surade, berkomitmen secara rutin melakukan kajian kitab kuning setiap pekan.
Demikian keterangan disampaikan oleh Mansur Asyarie,
Koordinator PAI Kecamatan Surade dalam bincang santai, usai melaksanakan rapat koordinasi
program keagamaan bagi para penyuluh agama di Surade, Rabu (21/08/2024).
Komitmen melakukan kajian kitab kuning (kitab klasik
yang umumnya berbahan kertas kekuning-kuningan, red) ini dilatarbelakangi oleh
adanya kesadaran bahwa pada kitab itu terdapat khazanah intelektual yang luas
tentang wawasan keislaman. Terutama pondasi dasar ilmu-ilmu agama. Asyarie,
menimpali.
Untuk merealisasikan kesadaran itu, PAI melakukan
kajian sekaligus share pemahaman dan pendapat masing-masing terkait
dengan topik kajiannya. Topik yang dikaji sesuai dengan jadwal. Secara berurutan,
Pekan I kajian tentang nahwu shorof dan wawasan teknologi informasi terapan; Pekan
II, kajian tentang ushul fiqh; Pekan III, mengkaji tentang ilmu fiqh; dan IV tentang tauhid.
Adapun kitab-kitab yang dijadikan objek kajian pada
tahap awal ini, diutamakan kitab-kitab terkait dengan ilmu-ilmu mendasar
keislaman. Seperti nahwu shorof, Mukhtashar Jiddan (Syeh Abul Abbas
Ahmad bin Sayyid Zaini Dahlan); ushul fiqh, An-Nufahât Syarah
Al-Waraqât (Syeh Ahmad Bin Abdul Lathif); fiqh, Kâsyifatus Saja Syarah
Safînatun Najâ (Syeh Muhammad Nawawi Al-Bantani); tauhid, Syarah Tîjân
Ad-Darârî (Syeh Ibrahim Al-Bajuri, Syeh Nawawi Al-Bantani). Dilengkapi
sebagai nilai tambah kajian, dengan wawasan teknologi terapan, sesuai kebutuhan
teknis kerja para PAI.
Sebagai wahana sharing, maka untuk narasumbernya
adalah para penyuluh sendiri yang dipandang dapat menguasai permasalahan sesuai
bidang kajiannya, secara bergiliran sesuai topik dan jadwal. Serta bersifat
terbuka untuk menerima dan melengkapi kajian sesama teman kerja.
“Dengan kajian ini, diharapkan dapat men-support
kerja dan kinerja para penyuluh agama. Terutama dalam hal pengembangan karir,
dan pemahaman serta penguasaan materi esensi keislaman, yang di antaranya menjadi
tugas keseharian mereka. Di samping itu, setidaknya dapat menyegarkan kembali
ingatan-ingatan lama, sewaktu menjadi santri. Agar tidak pudar sejalan zaman.”
Lanjut Mansur menjelaskan harapan-harapannya.
Mengingat urgensi kajian serta melihat atensi peserta terus meningkat, belakangan ini kajian diikuti juga oleh seluruh staf pegawai di lingkungan KUA Surade. Tanpa mengurangi perhatian dan waktu pelayanan keagamaan di kantor.* (MA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar